Makam batu
layang biasa di sebut dengan Taman Makam dari Kerajaan Pontianak, mulai dari
Raja pertama (Sultan Syarif Abdurrahman Alqadrie) hingga raja terakhir (Sultan
Hamid II) serta beberapa keluarga raja.
Tempat ini
biasanya ramai di kunjungi, khususnya pada hari besar islam. Taman Makam ini
terletak kurang lebih 2 Km dari Tugu Khatulistiwa yang dapat dikunjungi dengan
menggunakan transportasi darat maupun transportasi air (sampan).
Taman
rekreasi ini terletak di jalan Rahadi Usman, tepatnya di depan Kantor Walikota
Pontianak. Taman alun kapuas dengan water front citynya merupakan tempat yang
indah dan nyaman untuk bersantai sambil menikmati pemandangan sungai
kapuas.
Sebagaimana
kota yang berada dekat dengan sungai yang merupakan pertemuan Sungai Kapuas dan
Sungai Landak, ferry atau sampan merupakan alat angkutan yang menjembatani
pusat kota dengan pinggiran kawasan Siantan dan Kampung Beting.
Aloe vera
Center terletak di Jalan Budi Utomo Pontianak. Pertama kali didirikan pada
tahun 2002 dan dibudidayakan pada tahun 1990. Di Aloe Vera Center kita dapat
melihat tanaman aloevera dibuat menjadi tepung dan berbagai jenis makanan
seperti dodol, kerupuk dan minuman. Tanaman Aloevera berasal dari
Kapulauan Canary, Afrika Utara. Di Yunani pada tahun 333 SM Aloevera dikenal
sebagai tanaman yang dapat mengobati berbagai jenis penyakit, sedangkan di
negeri Cina sebagai tanaman suci.
Pada lokasi
Aloe Vera Center terdapat juga Orchid Center yaitu pusat pembudidayaan berbagai
macam anggrek, termasuk anggrek hitam, jenis anggrek khas Kalimantan yang kini sudah
mulai langka.
Sekitar lima
kilometer sebelah utara dari pusat Kota Pontianak, dapat ditemukan sebuah tanda
garis Khatulistiwa yang membagi bumi menjadi dua bagian. Tempat ini ditanda
oleh sebuah tugu ataupun monumen yang ditemukan pada tahun 1928 oleh
sebuah Ekspedisi Astronomi Belanda. Pada tahun 1938 atau tepatnya sepuluh tahun
kemudian, “Tugu Khatulistiwa” direnovasi dan dikembangkan kembali oleh seorang
Arsitek Indonesia yang bernama Sylaban.
Kejadian
alam yang unik dimana posisi titik perpotongan antara pusat matahari dengan
garis Khatulistiwa berada pada 109o 201 00” bujur timur atau
disebut kulminasi, terjadi pada setiap tanggal 21-23 Maret dan September
menjelang tengah hari. Pada saat itu semua benda yang berada disekitar tugu
tidak memiliki bayangan. Puncak peristiwa kulminasi matahari ini dapat
disaksikan hanya sekitar 5-10 menit. Sembari menunggu peristiwa kulminasi, di
kawasan tugu khatulistiwa Pontianak diadakan serangkaian acara kesenian
tradisional yang dihadiri oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Masjid Jami’
adalah salah satu masjid besar peninggalan masa kesultanan Pontianak. Lokasinya
berada di pinggiran sungai yang indah dan masih asli, walaupun struktur dari
masjid Jami’ tersebut telah mengalami rekonstruksi. Setiap jum’at siang,
kayu belian yang masih ada di dalam masjid turut bergema oleh suara adzan.
Selama hari raya islam, masjid ini menjadi pusat beribadah bagi masyarakat dan
warga sekitar yang memperingatinya. Masjid Jami’ dapat di jangkau dengan
menggunakan sampan dari pelabuhan Seng Hie atau dengan mobil melewati jembatan
kapuas.
Keraton
Kadariah Pontianak adalah pusat Pemerintahan Pontianak tempo dulu, struktur
bangunan dari kayu yang kokoh, didirikan oleh Sultan Syarief Abdurrahman
Alqadrie pada tahun 1771. Keraton ini memberikan daya tarik khusus bagi para
pengunjung dengan banyaknya artefak atau benda-benda bersejarah seperti beragam
perhiasan yang digunakan secara turun temurun sejak jaman dahulu. Disamping
itu, koleksi tahta, meriam, benda-benda kuno, barang pecah belah dan foto
keluarga yang telah mulai pudar, menggambarkan kehidupan masa lalu.
Terdapat
mimbar yang terbuat dari kayu, serta ada pula cermin antik dari perancis yang
berada di aula utama yang oleh masyarakat setempat sering disebut “kaca
seribu”. Sultan juga meninggalkan harta-harta pusaka dan benda-benda warisan
lainnya kepada anggota keluarga yang masih ada, untuk dipelihara dan dirawat.
Keraton kadariah yang berada di daerah kampung dalam bugis, kecamatan Pontianak
Timur ini, dapat di capai dalam waktu kurang lebih 15 menit dari pusat Kota
Pontianak.